Assalamualaikum Wr.Wb

Ucapkanlah Sebelum Membaca

Ucapkanlah Sebelum Membaca
Pacitan Vs Klaten

Lebaran tinggal menghitung hari. Sebelum berangkat ke kampung halaman Pacitan dan Klaten, kakakQu tersayang menjalani sidang S1, dan mendapati kabar gembira yaitu kabar kelulusannya. And after that its time to go to my Village.

Tanggal 25 Agustus 2011 adalah hari sidang S1 kakakQu dan tanggal 27 Agustus 2011, kami sekeluarga bersama budhe berangkat ke kampung halaman yang dinamakan dengan istilah tradisi “mudik”. Mudik adalah tradisi masyarakat yang beragama islam di saat menuju hari kemenangan (Hari Raya Idul Fitri) untuk bersilaturahmi bersama sanak keluarga di kampung halaman, saling memohon maaf kepada keluarga yang berada nan jauh disana.

Hari sabtu, tanggal 27 agustus 2011 tiba, kami sekeluarga tengah bersiap-siap untuk menempuh perjalanan jauh Bekasi-Pacitan. Pertama kalinya mudik menggunakan mobil pribadi, biasanya kami sekeluarga mudik naik bis. Ok, this is my adventure.
Semua telah dipersiapkan, dari barang-barang sampai makanan. Agar bagasi dapat digunakan untuk tempat beristirahat yang nyaman, maka barang-barang yang begitu banyaknya tersebut diletakan di atas mobil. Alhasil bagasi disulap menjadi tempat tidur yang nyaman di lengkapi bantal untuk siapa saja yang ingin melepas lelah dengan beistirahat sejenak di bagasi.

Bagasi is my place.

Supaya anggota keluarga bisa nyaman dalam menikmati perjalanan, maka saya duduk di bagasi yang telah disulap menjadi tempat tidur tersebut. And I enjoyed it because I can sleep well.

Ok, perjananan jauh pun dimulai. Dan, Nampak pemandangan yang sudah tidak asing lagi dikala mudik lebaran, yaitu macet. Terlihat mobil-mobil berjalan pelan saat memasuki tol cikampek, ya, memang tol cikampek merupakan tempat langganan macet disaat mudik lebaran.

Terkadang selagi menikmati kemacetan sesekali melihat pemandangan di pom bensin yaitu antrian yang begitu panjangnya menghiasi pemandangan di pom bensin.

Berangkat sekirar pukul 5 pagi, tiba di Cirebon pukul 4 sore, perjalanan bekasi – Cirebon yang biasanya hanya memakan waktu 4 jam, di saat lebaran kini hingga mencapai waktu 10 jam. That’s great, sampai di Tegal pukul 1 malam, singgah sejenak di rumah pakdhe untuk beristirahat melepas lelah. Perjalanan pun dilanjutkan pada pukul 5 subuh.Tiba di kota batu pada pukul 2 siang, melewati jalan yang berliku akhirnya kami semua tiba di Pacitan pada hari minggu tanggal 28 Agustus 2011 dengan selamat, Alhamdulillah.

Sesampainya di rumah si mbah, rasa lelah yang tidak tertahankan menyebabkan kami sekeluarga tertidur lelap di ruang tamu rumah si mbah.

Azan magrib pun berkumandang tanda buka puasa telah tiba, saya dan budhe membuat es degan untuk keluarga besar kami, degan yang langsung dipetik dari pohonnya sangat segar menghapus dahaga setelah seharian berpuasa.

Keesokan harinya, saya lewati hari-hari dengan keluarga besar di rumah si mbah.

Namanya anak muda, selalu ingin berkelana mencari tempat rekreasi meskipun sedang berpuasa, mencari pengalaman baru, mencari petualangan baru. Hari selasa, tanggal 30 Agustus 2011 yang seharusnya Lebaran tetapi telah diundur menjadi tanggal 31 Agustus 2011. Kami (saya, mas wahyu, melisa) memutuskan untuk jalan-jalan sembari ngabu-burit (menunggu waktu berbuka puasa).

Kami memutuskan untuk pergi ke pantai, menelusuri Pantai Pacitan. Menuruni jalan yang berliku-liku sampailah kami di Pantai Pacitan. Mencari binatang apa saja yang bisa ditangkap, karena Melisa sangat senang dengan binatang laut. Dan kami pun banyak menangkap kepiting di muara.

Setelah tidak ada yang bisa ditangkap lagi, kami pun bergeser kearah samping Pantai Pacitan dengan pemandangan yang lebih indah lagi.Jam menunjukan pukul 5 sore, saatnya pulang. Karena kelelahan setelah berjalan-jalan tadi sore, kami pun tidur terlelap setelah berbuka puasa.

Hari rabu, 31 Agustus 2011. Hari Raya Idul fitri 1432 H telah tiba. Minal Aidzin Wal faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Kami sekeluarga besar merayakan Hari Kemenangan, Hari Lebaran. Saling bermaaf-maafan, menjalin silaturahmi di Desa Dadapan, Pacitan.


Siang harinya kami sekeluarga besar pegi Nyekar ke makam si mbah Kakung. Kami mengirim do’a untuk si mbah kakung yang sudang tenang di atas sana. Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi-Nya. Amin

Sore harinya, Kami ( saya,mas wahyu, melisa) pergi melang-lang buana ke Tebing Jurang “Mandi Angin” untuk melihat pemandangan laut Pacitan nan elok dari atas Desa Dadapan. Kami menelusuri setiap jalan setapak yang mengarah ke Tebing. Terlihat dari jurang “Mandi Angin” ada bendera merah putih di ujung jurang. Kami pun penasaran ingin mensinggahi tempat tersebut.

Ternyata trek jalanannya lumayan rumit, dengan banyaknya bebatuan besar yang menghalang, kami pun sampai di ujung tebing. Pemandangan kota dan laut Pacitan yang luar biasa terlihat dari atas tebing.

Setelah puas menikmati keindahan alam yang sangat menakjubkan dari atas tebing, perjalanan kami lanjutkan ke ladang. Istirahat sejenak di gubuk untuk menghilangkan rasa lelah setelah menempuh perjalanan yang menanjak. Saat memanjat pohon kedondong, ada tragedi saya memegang ulat bulu yang sangat besar, tak hayal bulu-bulu ulat tersebut tertancap di tangan saya dan menyebabkan rasa gatal yang luar biasa. (I’ll remember it)

Waktu sudah menunjukan sore petang, saatnya pulang ke rumah si mbah, dan ternyata orang tua saya telah bergegas untuk pergi ke Klaten. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya bahwa kami akan ke Klaten. Dengan sigap dan terburu-buru, kami bergegas membereskan semua perlengkapan untuk diletakan di bagasi mobil.

Bye pacitan, I will come here soon.

Ok. Perjalanan di lanjutkan ke Klaten, tempat mbah Basri (ayah dari bapak). Memakan waktu perjalanan 4 jam, dari pukul 5 sore sampai pukul 9 malam. Karena kelelahan kami pun tertidur setelah saya dan mas wahyu bercanda-canda dengan sepupu kami dari Bekasi.

Keesokan harinya, tidak lengkap kalau ke Klaten tetapi tidak ke sawah si mbah dengan pegunungan yang terlihat begitu tingginya. Kami ( saya, mas wahyu, wawan, irfan) melanglang buana ke tempat tersebut. Menjahili irfan selalu dilakukan karena dia memiliki umur yang paling muda di antara kami.

Tidak terasa besok, jum’at, 2 September 2011 adalah saatnya kami sekeluarga kembali ke Bekasi dan beraktivitas seperti biasa. Dan saya harus kembali ke Semarang dengan rutinitas yang membosankan dan jauh kembali dari keluarga. Berat rasanya untuk berpisah dengan mereka, My Family is my life, Someone who support me. Masih banyak dosa yang saya perbuat ke mereka, saya ingin membahagiakan mereka. GOD, ridhoi hambaMu ini untuk menjadi pribadi yang dapat membanggakan keluarga. Amin

Category:  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
3 Responses
  1. mantab.....
    salam buat bapakmu yg bagus dewe

  2. Koyo wong kali mojo kae iku???? Salam dari cah sentono gentong,,, :)

  3. Koyo wong kali mojo kae iku???? Salam dari cah sentono gentong,,, :)

Leave a Reply

Di Comment yaa :)